Standar Akuntansi Internasional (International Accounting
Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan
Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC),
Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi
Internasioanal (IFAC).
Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB) yang dahulu bernama
Komisi Standar Akuntansi Internasional (AISC), merupakan lembaga
independen untuk menyusun standar akuntansi. Organisasi ini memiliki
tujuan mengembangkan dan mendorong penggunaan standar akuntansi global
yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan.
Pada tahun 2012, pencatatan keuangan di Indonesia akan berdasarkan
pada International Finance Reporting Standard (IFRS). IFRS merupakan
standar pencatatan dan pelaporan akuntansi yang berlaku secara
internasional yang dikeluarkan oleh International Accounting Standard
Boards (IASB), sebuah lembaga internasional yang bertujuan untuk
mengembangkan suatu standar akuntansi yang tinggi, dapat dimengerti,
diterapkan, dan diterima secara internasional.
Demikian disampaikan oleh Rudy Suryanto, SE, M.Acc, Akt selaku dosen
program studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dalam
sebuah diskusi terbatas terkait dengan rencana penerapan IFRS di
Indonesia bertempat di kampus terpadu UMY, Kamis (22/4).
Menurut Rudy tujuan dari diterapkannya IFRS dalam pencatatan keuangan
di Indonesia adalah untuk memudahkan pemahaman atas laporan keuangan
dengan penggunanaan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang dikenal secara
internasional. Selain itu, IFRS juga bertujuan untuk meningkatkan arus
investasi global melalui transparansi serta menciptakan efisiensi
penyusunan laporan keuangan. “Berdasarkan manfaat-manfaat tersebut
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan
pihak-pihak lain yang terkait sepakat untuk melakukan adopsi IFRS
kedalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuanngan (PSAK)” ungkapnya.
Saat ini IFRS telah digunakan lebih dari 100 negara, berlaku untuk
semua negara di Uni Eropa pada tahun 2005. Brasil, Kanada dan India
telah mengumumkan kewajiban untuk menggunakan IFRS bagi
perusahaan-perusahaan yang berlokasi di negara tersebut. Pada tahun 2011
diperkirakan semua negara besar sudah mengadopsi IFRS dengan berbagai
variasinya, China dan Jepang secara substansi akan menyesuaiakan dengan
IFRS dan perusahaan go public di Amerika Serikat akan mempunyai pilihan
apakan menggunakan IFRS atau US GAAP.
”Sebenarnya penerapan IFRS di Indonesia telah dimulai secara bertahap
sejak tahun 2007, namun akan diterapkan penuh tahun 2012
mendatang,”ungkap Rudi. Sedangkan untuk standar pencatatan keuangan yang
tidak ada di atur dalam IFRS seperti akuntansi syariah, akuntansi untuk
UKM dan akuntansi untuk organisasi nirlaba akan dikembangkan sendiri
oleh IAI.
Di lain sisi, Rudi melihat penerapan IFRS tahun 2012 mendatang ini
juga akan berdampak pada pembelajaran pada program studi Akuntansi di
Indonesia. Rudi melihat banyak hal yang harus dipersiapkan. Salah
satunya adalah mempersiapkan buku teks yang mendukung. Karena saat ini
banyak buku pencatatan keuangan yang belum sesuai dengan IFRS. Selain
itu, penerapan IFRS ini juga berdampak pada perubahan materi kuliah di
prodi akuntansi. Salah satunya adalah perubahan mata kuliah. Materi mata
kuliah akuntansi internasional yang biasanya membandingkan praktek
akuntansi di berbagai negara harus di ubah menjadi membahas mengenai
IFRS, serta up date perubahan PSAK dari waktu ke waktu. “Karena dengan
semakin banyak negara yg mengadopsi IFRS, maka perbedaan akan semakin
terbatas”tandasnya. referensi : Jumat, 23 April 2010 Oleh: Humas
Penerapan IFRS Efisienkan Penyusunan Laporan Keuangan
Medan (ANTARA News) – Direktur Teknis Ikatan Akuntan Indonesia Ersa Tri
Wahyuni menilai, penerapan standar laporan akuntansi internasional atau
IFRS ke dalam pernyataan standar akutansi keuangan bermanfaat
menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
“Ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh dari konvergensi IFRS
(International Financial Reporting Standard) ke dalam PSAK (Pernyataan
Standar Akutansi Keuangan), di antaranya menciptakan efisiensi
penyusunan laporan keuangan,” katanya di Medan, Rabu.
Ersa menyatakan hal itu dalam seminar nasional bertajuk Perkembangan
Standar Akuntansi Indonesia dan Dampaknya terhadap Bisnis yang digelar
seusai pelantikan pengurus Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Wilayah
Sumatera Utara periode 2011-2015 yang diketuai Gus Irawan.
Manfaat lain dari konvergensi IFRS ke dalam PSAK, yakni memudahkan
pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan standar akutansi
keuangan yang dikenal secara internasional.
Selain itu, lanjut dia, penerapan IFRS ke dalam PSAK juga efektif
menurunkan biaya modal dengan membuka “fund raising” melalui pasar modal
secara global.
Bila Indonesia kelak sudah secara penuh mengadopsi IFRS, dia
memperkirakan kualitas informasi laporan keuangan di negara ini akan
meningkat, termasuk kualitas laporan keuangan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN).
Disebutkannya, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan
Indonesia (DSAK-IAI) telah memulai proses konvergensi itu sejak 2009 dan
diharapkan selesai sebelum awal tahun 2012.
Sasaran konvergensi IFRS tahun 2012 adalah merevisi PSAK agar secara
material sesuai dengan IFRS versi 1 Januari 2009 yang berlaku efektif 1
Januari 2012.
“IFRS bukan hanya merubah cara perusahaan membuat laporan keuangan,
tetapi juga merubah bagaimana perusahaan menjalankan bisnisnya,”
paparnya.
Untuk menyahuti tuntutan konvergensi IFRS ke dalam PSAK tersebut
mutlak dibutuhkan kesiapan dari para praktisi, antara lain akuntan
manajemen, akuntan publik, akuntan akademisi dan kesiapan para regulator
maupun profesi pendukung lain, seperti penilai dan aktuaris.
Menurut dia, penerapan PSAK berbasis IFRS akan berdampak besar bagi
dunia usaha, terutama pada sisi pengambilan kebijakan perusahaan yang
didasarkan kepada data-data akuntansi.
Selain berdampak pada sisi akuntansi dan pelaporan keuangan
perusahaan, katanya, konvegensi IFRS juga berdampak pada sistem
informasi teknologi perusahaan, sumber daya manusia yang terlibat di
perusahaan dan berdampak pada sistem organisasi perusahaan.
Untuk memperlancar proses adopsi PSAK, lanjut Ersa, keberhasilan masa transisi adalah kunci utamanya.
Terkait dengan perubahan standar akuntansi keuangan itu, katanya,
langkah efektif yang perlu dilakukan perusahaan selama masa transisi
adalah membentuk tim adhoc konvergensi IFRS yang bertanggung jawab untuk
melakukan persiapan awal dan mengorganisasikan sumber daya.
“Suksesnya penerapan standar akuntansi internasional dalam suatu
negara, tidak lepas dari peran pasar modal, otoritas perpajakan dan
regulator lainnya,” ujar Ersa.
ikatakan, IFRS kini sudah banyak diadopsi PSAK sejumlah negara guna
menjawab permintaan investor institusional dan pengguna laporan keuangan
lainnya.
Ikatan Akuntan Indonesia pada 23 Desember 2008 telah mendeklarasikan
rencana Indonesia untuk melakukan konvergensi IFRS ke dalam PSAK.
(ANT197/M034/K004)
Beberapa Perbedaan PSAK dan IFRS adalah sebagai berikut:
PSAK mengkombinasikan basis prinsip dan basis aturan sedangkan IFRS berbasis prinsip saja;
Jika nilai historis lebih rendah maka disajikan sebesar nilai historis, sedangkan IFRS nilai historis tetap dipergunakan;
IFRS ada kecenderungan penyajian nilai harta dan kewajiban sebesar nilai wajar;
IFRS menyajikan perbandingan nilai wajar dengan historis;
Pada IFRS ada perubahan istilah dan komponen laporan keuangan;
Penggunaan profesional Judgment.
Editor: B Kunto Wibisono
referensi : Kamis, 21 Juli 2011 01:40 WIB | 3113 Views
Indonesia memutuskan untuk berkiblat pada Standar Pelaporan Keuangan Internasional atau IFRS.
Batas waktu yang ditetapkan bagi seluruh entitas bisnis dan pemerintah untuk menggunakan IFRS adalah 1 Januari 2012.
”Semua persiapan ke arah sana harus diselesaikan karena ini akan
dimulai pada 1 Januari 2012. Coba dilihat dampak pada biayanya karena
pengalihan standar akan menyebabkan timbulnya ongkos tambahan,” ungkap
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Rabu (5/5), saat
menjadi pembicara kunci dalam seminar ”IFRS, Penerapan dan Aspek
Perpajakannya”.
Menurut Sri Mulyani, konvergensi akuntansi Indonesia ke IFRS perlu
didukung agar Indonesia mendapatkan pengakuan maksimal dari komunitas
internasional yang sudah lama menganut standar ini.
”Kalau standar itu dibutuhkan dan akan meningkatkan posisi Indonesia
sebagai negara yang bisa dipercaya di dunia dengan tata kelola dan
pertanggungjawaban kepada rakyat dengan lebih baik dan konsisten, tentu
itu perlu dilakukan,” ujarnya.
Selain IFRS, kutub standar akuntansi yang berlaku di dunia saat ini
adalah United States General Accepted Accounting Principles (US GAAP).
Negara-negara yang tergabung di Uni Eropa, termasuk Inggris,
menggunakan International Accounting Standard (IAS) dan International
Accounting Standard Board (IASB).
Setelah berkiblat ke Belanda, belakangan Indonesia menggunakan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI). Mula-mula PSAK IAI berkiblat ke Amerika Serikat
dan nanti mulai tahun 2012 beralih ke IFRS.
Tujuh Manfaat Penerapan IFRS
Ketua Tim Implementasi IFRS-Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Dudi M
Kurniawan mengatakan, dengan mengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan
tujuh manfaat sekaligus.
Pertama, meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK).
Kedua, mengurangi biaya SAK.
Ketiga, meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan.
Keempat, meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan.
Kelima, meningkatkan transparansi keuangan.
Keenam, menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui pasar modal.
Ketujuh, meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
”Pengalaman di Eropa, ada beberapa masalah yang muncul dalam
implementasi IFRS, antara lain perencanaan waktu yang kurang matang dan
kurangnya dukungan dari manajemen puncak,” tuturnya.
Kepala Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan Etty Retno Wulandari mengatakan, Indonesia
perlu mengadopsi IFRS karena sebagian besar negara di dunia sudah
menganut standar akuntansi itu.
Dengan demikian, IFRS dapat meningkatkan perlindungan kepada investor
pasar modal. ”Bapepam mewajibkan emiten dan perusahaan publik
menyampaikan laporan keuangan ke Bapepam dan menyediakannya pada
masyarakat. Laporan tersebut harus disajikan dengan standar akuntansi
yang berkualitas tinggi,” ungkapnya.
Recomended Training: International Financial Reporting Standard
(IFRS): membahas Concept, Implementaion dan Penyesuaian/Perbandingan
IFRS dengan PSAK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar